ABSTRAK
Kemiskinan di pertanian besumber pada kemiskinan dari para pelaku utama disektor ini, yakni para petani. Pengetahuan, keterampilan, modal dan teknologi yang terbatas menyebabkan kegiatan usaha tani yang mereka jalankan kurang efisien, sumber daya tidak termanfaatkan secara optimal dan produktivitas usaha taninya rendah.
Kemiskinan di pertanian dapat dirasakan eksistensinya baik secara absolut maupun secara relatif. Pada dasarnya penyebab kemiskinan dikelompokkan menjadi dua yaitu penyebab kemiskinan yang bersifat teknis dan yang bersifat struktural.
Menurunkan angka kemiskinan, selain menitikberatkan pertumbuhan ekonomi, juga harus menerapkan pemerataan distribusi pendapatan yang baik melalui sektor pertanian. Di sektor pertanian, selain mengatasi kemiskinan, kesenjangan dan kesempatan kerja, inventarisasi dan ekspor, juga revitalisasi pertanian dan pedesaan. Pembangunan pertanian menciptakan kesempatan kerja, dan mengentaskan kemiskinan, menjadi penyedia lapangan pekerjaan yang besar.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada umumnya, para petani tinggal di pedesaan. Seperti yang kita ketahui saat ini, para petani minim pengetahuan dan keterampilan serta permodalan yang terbatas. Sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap kualitas tanaman.
Karena minimnya pengetahuan dari petani mengakibatkan rendahnya kualitas dan nilai jual tanaman itu sendiri sehingga mempengaruhi kebutuhan ekonomi mereka. Selain itu, sektor pertanian juga lebih rendah tingkat pembangunannya dibandingkan dengan sektor pariwisata yang melesat jauh diatasnya.
Seorang petani tergolong miskin apabila dibandingkan dengan yang lain pendapatannya lebih kecil, meskipun misalnya jumlah pendapatannya sudah berada di atas ambang kemiskinan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa itu pertanian?
2. Mengapa seorang petani identik dengan kemiskinan?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini betujuan untuk
1. Mendefinisikan tentang pertanian kepada pembaca.
2. Menginformasikan cara megolah lahan pertanian dengan mandiri secara optimal.
D. Manfaat Penulisan
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
1. Menambah pengetahuan tentang pertanian.
2. Mengetahui cara mengolah lahan pertanian dengan baik.
Bab II
Pembahasan
1. Definisi Pertanian.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Macam-macam sistem pertanian:
1. Sistem Pertanian Sawah.
Sistem sawah merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan.
2. Sistem Pertanian Tegal.
Sistem pertanian tegal merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitasnya bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada.
3. Sistem Pertanian Talun (Tegal Pekarangan).
Talun merupakan salah satu komponen yang umum ditemukan pada agroekosistem di Jawa Barat. Talun adalah salah satu sistem agroforesty (sistem pengolahan lahan) yang khas, ditanami dengan campuran tanaman tahunan/kayu dan tanaman musiman, dimana strukturnya menyerupai hutan, secara umum ditemui diluar pemukiman dan hanya sedikit yang berada di dalam pemukiman.
4. Sistem Pertanian Perkarangan.
Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Bentuk dan pola tanaman pekarangan tidak dapat disamakan, bergantung pada lua tanah, tinggi tempat, jarak dari kota, dan jenis tanaman.
5. Sistem Pertanian Perkebunan.
Perkebunan didefinisikan sebagai segala bentuk kegiatan yang mengsahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, termasuk mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan dan manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi perkebunan dan masyarakat.
2. Cara mengolah lahan pertanian.
1. Pengolahan lahan secara konvesional.
Pengolahan lahan secara konvensional, petani menggunakan pupuk kimia untuk menambah nitrogen, fosfor dan kalium ke dalam tanah. Bahan kimia ini membunuh bakteri mikroskopis yang sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi tanah.
2. Pengolahan lahan secara organik.
Pengolahan lahan secara organik, petani mengikuti teknik sederhana menggunakan organisme mikro yang menguntungkan di dalam tanah untuk membuat tanah lebih seimbang sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Teknik ini tidak menimbulkan efek samping pada tanah sehingga ramah lingkungan.
3. Petani identik dengan Kemiskinan.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Petani identik dengan kemiskinan, karena pendapatan yang diperoleh tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu, petani kurang bersemangat dalam menggarap lahan pertaniannya. Mengingat sektor pembangunan hanya sekitar ±2,1 persen per tahun, sangat rendah dibandingkan perkembangan sektor pariwisata yang melaju pesat, tumbuh diatas tujuh persen.
Para petani miskin ini umumnya tinggal di pedesaan, dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang sangat kurang, permodalan yang sangat terbatas dan penguasaan teknologi sangat awam.
Kemiskinan secara absolut dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang dapat diperoleh petani dari usahatani yang dijalankannya.Besarnya pendapatan tersebut dibandingkan dengan standar tertentu yang merupakan ambang pembatas antara miskin dan tidak miskin. Sedangkan kemiskinan relatif adalah ukuran kemiskinan yang didasarkan pada perbandingan. Seorang petani tergolong miskin apabila dibandingkan dengan yang lain pendapatannya lebih kecil, meskipun misalnya jumlah pendapatannya sudah berada di atas ambang kemiskinan.
Penyebab kemiskinan yang bersifat teknis merupakan faktor-faktor teknis yang menjadi penyebab miskinnya seseorang. Faktor ekonomi misalnya, biasanya berupa pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah dan tingkat pendapatan perkapita yang rendah.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Masalah masyarakat pertanian di pedesaan secara intrinsik berhubungan dengan:
1. Pola pemilikan lahan dan produktivitas lahan.
2. Struktur kesempatan kerja.
3. Mekanisme pasar tenaga kerja.
B. Saran
1. Program utama pembangunan pertanian lebih ditingkatkan lagi.
2. Sarana dan prasarana harus lebih memadai.
3. Menjadi petani-petani yang cerdas dan mandiri.
4. Mengolah tanah dengan memakai pupuk buatan sendiri, lalu mengelola hasil pertanian dengan cara sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar